Pembagian ini memberikan gambaran tentang pentingnya ilmu pengetahuan dan kesadaran diri dalam perkembangan individu dan masyarakat

Ayah Radjawali

Menurut Imam Al-Ghazali, manusia dapat dibagi menjadi empat golongan berdasarkan tingkat pengetahuan dan kesadarannya terhadap pengetahuannya:

Orang yang tahu dan sadar bahwa dirinya tahu.
Seorang ulama atau ilmuwan yang mendalami suatu bidang ilmu dan menyadari betul kedalaman pengetahuannya serta mampu menjelaskannya kepada orang lain. Mereka adalah sosok yang patut diikuti dan dimanfaatkan ilmunya.

Orang yang tahu, tetapi tidak sadar bahwa dirinya tahu.
Seseorang yang memiliki pengetahuan atau bakat tertentu secara alami atau melalui pengalaman, namun tidak menyadari potensi dirinya atau tidak percaya diri untuk membagikannya. Golongan ini perlu "dibangunkan" atau disadarkan akan pengetahuannya agar bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.

Orang yang tidak tahu, tetapi sadar bahwa dirinya tidak tahu.
Seorang pelajar atau seseorang yang menyadari keterbatasan pengetahuannya dan memiliki keinginan untuk belajar. Golongan ini adalah orang yang siap untuk dibimbing dan diajari. Mereka memiliki potensi untuk maju karena memiliki kerendahan hati untuk mengakui ketidaktahuan.

Orang yang tidak tahu dan tidak sadar bahwa dirinya tidak tahu.
Orang yang bodoh atau jahil dalam suatu hal, namun tidak menyadarinya bahkan mungkin merasa dirinya paling tahu. Golongan ini sulit untuk diajari dan seringkali menimbulkan masalah karena kebodohannya. Al-Ghazali menyarankan untuk menjauhi golongan ini karena mereka cenderung keras kepala dan tidak mau menerima kebenaran.

Pembagian ini memberikan gambaran tentang pentingnya ilmu pengetahuan dan kesadaran diri dalam perkembangan individu dan masyarakat, menekankan pentingnya mencari ilmu, menyadari potensi diri, dan menghindari kebodohan yang tidak disadari.