Hobi koleksi pun dapat meningkatkan peluang diskusi bagi hubungan baik antara orang tua dengan anak, rekan sepermainan, maupun suami dan istri, katanya sih gitu

Ayah Radjawali

Seseorang bisa dinilai karakternya dari apa yang dia gunakan, dia pakai, atau dia simpan. Sama halnya soal koleksi seseorang dapat dinilai dari barang yang dia koleksi. Kalau barang antik, jadul, vintage apapun sebutannya, kira-kira gimana tuh karakternya, ya? 

Psikolog, Anastasia Satriyo mengungkapkan bahwa fenomena hobi koleksi secara umum ada karena kebutuhan fungsional dan emosi. Ungkapnya, Emosi harus dipahami sebagai spectrum layaknya warna, segala perilaku manusia juga perlu dilihat dari segi intensitas dan frekuensinya. “Misalnya senang waktu kecil mengumpulkan figur aksi, atau mungkin ketika kecil tidak punya uang sehingga ketika sudah besar menjadi kompensasi untuk memiliki barang yang diidamkan sejak lama. Tapi tetap melihat intensitas dan frekuensinya, misalnya membelinya menghabiskan uang sebanyak setengah atau lebih dari pendapatan maka dapat dikatakan hal tesebut kurang sehat,” ungkapnya kepada Bisnis.

Klik selengkapnya https://lifestyle.bisnis.com/read/20191030/220/1164851/sisi-psikologi-si-kolektor-.